kontroversial asesoris pernak-pernik Dayak

Zaman sekarang tentu membuat banyak masalah dalam kehidupan berbudaya sehingga harus menyesuaikan diri dengan segala kondisi dan tentunya dengan tidak melakukan pelangaran akan Philosofi dan nilai sakral dari sebuah budaya. Salah satu asesories dan pernak penik Dayak yang menjadi kontroversial adalah penggunaan kepala monyet oleh kaum muda Dayak yang terletak dan terdapat pada kalung, tutup kepala, dan sarang mandau yang diduga melenceng dari filosofi dan nilai sakral.
kontroversial asesoris Dayak
Dahulu kala, Para tetua dan leluhur Dayak menggunakan bahan berupa taring (buntat), tulang, batu, kulit hewan, bulu hewan, logam, kayu, wapak, dll yang diyakini sebagai jimat dan penjaga bagi yang menggunakan. sekarang ini, hal tersebut mungkin sudah tidak dapat diterapkan oleh kaum muda selain terbatas pengetahuan akan nilai sakral, nilai magis, dan philosofi tentu kelangkaan bahan juga merupakan penyebabnya.

Ada beberapa bahan sulit didapatkan sedangkan ada yang mudah, Sebagai kaum muda tidak ada salahnya menciptakan trobosan baru dengan sejuta creativitas dan ide membuat bahan baru sebagai penganti. misalnya: bulu burung enggang yang sudah langka dan sulit didapat dapat diganti dengan membuat bulu enggang mengunakan plastik yang dibuat sedemikian rupa miripnya dan tentunya tidak melencenga dari nilai sakral, dan philosofi. Sangat disayangkan jika exsotik kebudayaan Dayak yang beragam nan indah dirubah dengan hal yang tidak-tidak.

Seperti kita tahu Dayak memiliki Sub suku yang begitu banyak dan tentunya memiliki perbedaan yang banyak pula oleh karena itu sudah selayaknya asesoris juga perlu penyeragaman hingga tidak menimbulkan salah kafrah. Dalam hal mengatasi salah kafrah maupun perbedaan budaya antar sub suku Dayak sudah patut dan selayaknya Dewan Adat Dayak (DAD) membuat standar dari asesoris dan pernak pernik yang digunakan sehingga tidak menyebabkan banyaknya pelangaran filosofi dan nilai sakral dari sebuah budaya oleh kaum muda yang begitu kreative dan antusias dalam membuat dan menggunakan asesoris.

Dalam hal penyeragaman tentu melibatkan banyak melibatkan beberapa element masyarakat seperti para kepala suku, temenggung atau Demong dari masing sub suku supaya tidak terjadi kepincangan. Selain asesoris dan pernak pernik yang tidak sesuai masih banyak lagi yang harus di pertimbangkan misalnya penggunaan tatto dan hukum Adat yang tentu perlu di evaluasi, diperbaiki, dan tambah seiring waktu berjalan.